Pada artikel kali ini saya akan membahas bagaimana menggunakan tespen. Baiklah kita akan mulai dengan pembukaan artikel terlebih dahulu.
Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi juga ikut berkembang, begitu juga dengan listrik dan penggunanya. Listrik sudah tidak asing lagi bagi kita. Hampir tiap sudut jalan, rumah, taman, perkantoran dan lain sebagainya sudah diterangi oleh lampu yang menggunakan energi listrik. Dan tentu saja anda yang membaca artikel ini sudah menikmati pemakaian energi listrik.
Baiklah sebelum kita melanjutkan ke topik artikel yaitu bagaimana cara menggunakan tespen, kita harus tahu terlebih dahulu beberapa hal tentang tespen. Kita mulai dari, Pengertian tespen adalah?
Daftar Isi
Pengertian Tespen (testpen) adalah
Tespen terdiri dari 2 kata yang pertama tes adalah uji atau mengetes dan yang kedua adalah pen yang berarti pena. Tespen (testpen) adalah suatu alat ukur yang mudah dibawa-bawa (mirip pulpen/pena) yang digunakan untuk mengetahui atau untuk melakukan pengecekan apakah suatu penghantar (kabel) / terminal (input) bertegangan atau tidak bertegangan. Alat ukur tespen (testpen) ini menggunakan lampu indikator untuk memberi tanda bahwa suatu penghantar / input bertegangan atau tidak bertegangan.
Tespen (testpen) ini ditemui di pasaran berbentuk seperti obeng (+), obeng (-) atau bentuk lainnya. Namun untuk membedakan antara tespen dan obeng atau lainnya adalah adanya indikator, indikator tersebut bisa berupa lampu, buzzer atau tampilan lcd dalam angka. . Berikut bentuk-bentuk tespen lihat gambar.
Gambar bentuk-bentuk tespen
Tespen dapat digunakan untuk mengukur tegangan DC (arus searah) dan tegangan AC (arus bolak balik)
Saat ini para teknisi listrik banyak menggunakan tespen dalam melakukan pekerjaannya. Namun hal tersebut tidak dibatasi penggunaannya untuk orang-orang yang memiliki keahlian di luar teknisi listrik. Jadi bagi anda yang bukan teknisi listrik, boleh menggunakan tespen untuk membantu anda dalam mengganti peralatan instalasi listrik di rumah anda. Bila anda ingin menggunakan tespen, maka anda harus membaca tulisan di bawah ini, tujuannya supaya anda mengetahui cara menggunakan tespen (testpen) tersebut serta mengetahui bahaya-bahaya yang mungkin terjadi sewaktu melakukan pengukuran tegangan listrik.
Cara Kerja Tespen
Gambar bagian dalam tespen
Tiap tiap tespen memiliki cara kerja yang hampir sama. Untuk mengetahui cara kerja tespen, kita akan melihat isi dari tespen tersebut. Lihat gambar bagian dalam tespen, urutan bagian-bagian komponen tespen di bawah ini adalah cara kerja tespen, antara lain:
- Bagian uji (probe), bagian uji ini berbahan logam biasanya berbentuk mata obeng (+) atau obeng (-), mudah dialiri oleh arus listrik.
- isolasi bawah, isolasi bawah berbahan plastik (tidak menghantar arus listrik) yang berfungsi untuk melindungi logam bagian uji agar tidak disentuh oleh pengguna
- isolasi bodi, isolasi bodi berbahan plastik (tidak menghantar arus listrik) yang berfungsi untuk pegangan oleh pengguna ketika menguji objek bertegangan
- karbon, karbon ini berbahan karbon yang berfungsi sebagai resistor yang tujuannya memperkecil arus yang mengalir dari bagian probe ke lampu indikator
- lampu indikator, merupakan lampu yang menyala apabila ada arus listrik yang mengalir
- pegas, pegas atau per berbahan logam sebagai penghantar (mudah menghantarkan arus listrik) yang bertujuan agar logam kepala dan lampu indikator terhubung
- logam kepala, logam kepala ini berbahan logam mudah menghantarkan arus listrik. Inilah yang disentuh oleh jari pengguna yang mana jari pengguna berfungsi sebagai negatif dari sumber tegangan.
- Terkadang ada tespen yang dilengkapi bunyi (buzzer)
Dari cara kerja tespen di atas, ini menandakan bahwa arus listrik mengalir ke jari pengguna listrik, namun arus listrik yang mengalir tersebut sudah sangat kecil arusnya, hal ini karena adanya karbon dan lampu indikator yang mempunyai nilai resistansi (tahanan/hambatan) yang sangat besar.
Cara Menggunakan tespen (testpen)
Sebelum membahas cara menggunakan tespen, ada hal penting yang harus diperhatikan terlebih dahulu. Hal yang penting ini menyangkut keamanan dalam menggunakan tespen.
Bahaya-bahaya Dalam Menggunakan Tespen
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan tespen:
- Perhatikan tegangan objek yang diukur
Objek yang diukur harus benar-benar kita perhatikan. Jika tegangan sumber objek yang diukur melebihi tegangan spesifikasi tespen, maka jangan lakukan pengukuran. Kenapa? Karena arus yang mengalir akan menembus tahanan isolasi tespen sehingga akan menyebabkan pengguna tersentrum. Bagaimana mengetahui tegangan spesifikasi tespen? Biasanya tegangan spesifikasi tespen tercantum pada tespen tersebut. Contoh gambar spesifikasi tegangan tespen yang tertulis pada tespen. Di Indonesia sendiri, tegangan sumber dari PLN yang terdapat di rumah adalah sebesar 220 Volt AC, jadi aman untuk menggunakan tespen yang memiliki spesifikasi 100-500 V. Spesifikasi 100-500 V artinya, tespen tidak boleh digunakan untuk mengukur tegangan di atas 500 V.
- Hati-hati Mengganti komponen dalam tespen
Hati-hatilah dalam mengganti komponen yang terdapat di dalam tespen yang sudah disebutkan di atas. Jika ingin mengganti komponen yang hilang atau rusak, diharuskan / diwajibkan menggantinya sesuai dengan spesifikasi komponen tersebut. Contoh jika lampu tespen rusak, ganti dengan tegangan dan ampere yang sama, atau jika carbon / arangnya hilang atau hancur, ganti dengan bahan yang sama, serta ukuran fisik yang sama. Jika merasa kurang yakin untuk mengganti komponen di dalamnya, maka lebih baik gunakan tespen yang baru / yang tidak rusak.
- Jangan memegang logam yang terhubung langsung dengan objek yang diuji (probe tespen)
Sewaktu melakukan pengukuran perhatikan tangan anda, jangan sampai menyentuh probe tespen (tempat objek ukur kabel/ penghantar/ stop kontak yang diuji).
- Perhatikan isolasi tespen, jangan ada yang rusak.
- Perhatikan tespen dan tangan anda harus dalam keadaan kering (jangan basah).
Langkah-langkah menggunakan tespen
Setelah mengetahui bahaya-bahaya yang memungkinkan terjadi pada saat menggunakan tespen, maka kita mulai membahas bagaimana cara menggunakan tespen, adapun cara-cara dan langkah-langkah dalam cara menggunakan tespen di antaranya adalah sebagai berikut:
- Perhatikan kondisi tubuh anda, objek ukur, dan tempat melakukan pengukuran tidak basah (dalam keadaan kering).
- Pastikan isolasi tespen dan komponen dalam tespen masih dalah keadaan baik / tidak rusak.
- Perhatikan spesifikasi tegangan tespen yang terdapat pada tespen. Biasanya tegangan spesifikasi tespen 100-500 V, namun biar lebih aman, lebih baik anda mencari tahu, dengan melihat di tespen tersebut (jika tidak ada anda bisa mencarinya di internet).
- Perhatikan tegangan objek yang akan di ukur. Kalau di rumah-rumah ( di negara indonesia) biasanya tegangan objek yang diukur adalah 220 V AC ini tentu aman untuk diukur. Sedangkan kalau di pabrik, terkadang ada tegangan sumber yang bernilai di atas 500 V AC, ini tentunya tidak dibolehkan menggunakan tespen jika tegangan yang diukur di atas tegangan spesifikasi tespen, karena sangat berbahaya (anda akan tersentrum).
- Jika semua sudah dipastikan, Pegang tespen pada peganganya (bagian atas) bagian isolatornya, sekali lagi ingat jangan pegang bagian bawah (probe) logam yang akan dihubungkan ke kabel.
- hubungkan probe dengan objek berupa kabel / penghantar / stop kontak bertegangan yang akan diukur, ingat yang harus dihubungkan adalah tembaganya, bukan isolator penghantarnya.
- Pegang jempol anda pada logam atas (kepala) tespen
- Lihat lampu yang terdapat pada tespen, jika lampu menyala maka objek (kabel/penghantar) yang diuji adalah phasa (polaritas +). Sedangkan jika tidak menyala, maka objek (kabel/penghantar) adalah Netral / Nol (polaritas -).
Video cara menggunakan tespen
Jenis-jenis tespen
Jenis-jenis tespen yang terdapat di pasaran saat ini adalah
Tespen digital
Tespen digital adalah tespen yang mengeluarkan hasil pengukuran berupa lampu LED atau bunyi buzzer atau biasanya ada tampilan LCD berupa besar tegangan.
Tespen biasa
Tespen Biasa adalah tespen yang terdiri dari arang, lampu indikator, probe dan logam di kepala tespen yang digunakan untuk pegangan jempol sebagai sumber tegangan
Tespen DC
Tespen DC biasanya mirip dengan tespen biasa, yang membedakan adalah pegangan negatifnya berupa kabel dengan tang yang terpisah nantinya dihubungkan ke negatif tegangan DC
Hasil Pengujian tespen
Hasil Pengujian tespen dapat akan berhasil jika salah satu objek yang diukur (objek yang diukur adalah kabel phasa dan netral/nol) membuat nyala lampu tespen menjadi menyala. Berikut hasil uji lampu:
- Salah satu objek ukur akan membuat lampu menyala terang. Artinya pengukuran berhasil
- Salah satu lampu menyala agak redup, artinya pengukuran berhasil, ini berarti anda sebagai negatif pengukuran tidak terhubung ke bumi. Untuk mengatasi hal berikut coba waktu mengukur kaki anda terhubung ke lantai (bumi) atau tangan sebelah lagi menyentuh tembok.
- Jika kedua objek yang diukur tidak menyala. Pastikan tespen dalam keadaan baik. Jika tespen dalam keadaan baik. berarti kabel fasanya tidak terhubung ke sumber listrik (putus).
- Jika salah satu kabel menyala, dan satu kabel tidak menyala, artinya kabel netral (tidak menyala) putus sambung ke sumber listrik.
- Jika kedua kabel menyala sama terangnya (berarti kabel yang terukur phasa semua).
- JIka satu kabel menyala terang, dan satu lagi menyala redup. Berarti kabel ke sumber tegangan (PLN) ada yang putus.
Demikianlah tulisan saya ini mengenai cara penggunaan tespen